MANUSIA HARUSNYA
SEPERTI LEBAH
Haa...
?? Lebah ?
Kenapa
harus seperti lebah ?
Iya lebah. Lebah yang menghasilkan
sesuatu.
Lebah
adalah serangga yang menurut kita tidak begitu penting, tidak terpikirkan oleh
kita, tidak seperti halnya kita memikirkan pacar, teman ataupun saudara. Tidak
! memang berbeda. Kita tidak melihatnya setiap hari. Bahkan jika kita
melihatnya, kita mungkin akan ketakutan dan mengusirnya atau menjauhinya. Bagi
kita yang tidak dengan alam merupakan hal yang wajar karena kita hidup di kota.
Kita lebih bersifat kebendaan dan terlalu sibuk untuk menyadari hadirnya ciptaan
Allah Swt. yang banyak tersebar di alam ini.
Kenapa harus seperti lebah ?
Diantara banyaknya binatang yang
diciptakan Allah serta diantara binatang-binatang yang disebutkan di dalam
Al-Qur’an seperti sapi, unta, ataupun burung-burung dan masih banyak lagi yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an. Tetapi terkait dengan wahyu, seharusnya itu
membuat kita berfikir bahwa mahluk kecil ini meliliki keistimewaan sehingga
Allah Swt. menghendaki kita untuk lebih cermat memperhatikannya. Dan ini
menyangkut tentang masalah pemikiran. Ya, memang perlu kita pikirkan. Mengapa
mahluk kecil ini diilhami oleh wahyu ? yang membuat kita patut untuk
mempelajari teladan yang ada dalam diri mahluk Allah yang istimewa ini.
Kenapa harus seperti lebah ?
Di Al-Qur’an surah Al-Nahl [16]:68, “ittakhidzi
minal jibaali buyuutawwaminassyajari wamimmaa ya’risyuun” Allah berfirman
kepada lebah agar membuat rumah, di kata Ittakhidzi
(buatlah) adalah kata perintah langsung. Ada interaksi antara Allah dan
lebah. Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut bahwa lebah harus membuat rumah,
dan rumahnya di pegunungan, dan juga harus membuat rumah di pohon, dan juga
boleh membuat rumah yang dibuat oleh manusia untuknya. Seperti yang ada pada
peternakan lebah.
Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa
Allah secara langsung memberi petunjuk pada lebah. Allah berfirman langsung
kepada lebah. Allah berkomunikasi secara langsung dan menjelaskan kepada lebah
di mana lebah itu harus membangun rumah. Allah memberikan petunjuk pada lebah,
boleh membuat rumah di pegunungan dan di pepohonan. Jika Allah tidak berfirman wamimmaa ya’risyuun (dan di tempat-tempat
yang dibuat manusia), kita hanya akan menemukan lebah madu bekerja di pepohonan
dan pegunungan, dan kita tidak akan dapat menernakannya.
Kenapa harus seperti lebah ?
Kita, manusia, bisa menikmati madu
sampai sekarang ini karena Allah memerintahkan serta mengizinkannya, dan lebah
mematuhi-Nya.
Bagaimana
dengan kita ? Mahluk yang memiliki akal.
Coba
pikirkan saja itu.
Bagaimana
caranya kita bisa menjadi seperti lebah ?
Apa
yang dapat diajarkan seekor lebah kepada kita ?
Bagaimana
kita bisa hidup seperti lebah ?
Lebah
memakan makanan yang baik dan murni. Ketika seekor lebah mencari makanannya, ia
tidak mendatangi bunga yang belum dewasa, ia tidak mendatangi bunga yang jatuh
atau yang sudah layu, ia tidak mendatangi bunga yang sudah pernah didatangi
lebah lain. Lebah mendatangi bunga yang masih segar, bersih, murni. Lebah hanya
mendatangi bunga yang seperti itu.
Coba
cermati serta pahami kata “mendatangi” dan juga apabila lebah itu perumpamaan
seorang manusia, baik itu diposisi sebagai laki-laki ataupun perempun. Rezeki
yang kita kejar, makanan yang kita makan, bahkan soal jodoh sekalipun. Carilah
yang murni, carilah yang terbaik.
Kenapa
harus seperti lebah ?
Lebah
tidak hanya makan dengan baik, tetapi
juga caranya hinggap di atas bunga juga sangat baik. Lebah tidak mendatangi
bunga kecuali mereka memberi bunga-bunga itu lebih banyak daripada yang mereka
ambil. Jauh lebih banyak dari yang mereka ambil. Dan apa yang lebah berikan
membuat penerimanya menjadi lebih baik. Apa yang diambil lebah tidak menyakiti
bunga. Dengan caranya hinggap yang
hati-hati di atas bagian yang paling halus dari bunga, padahal bagi bunga
sebenarnya lebah adalah mahluk yang berat. Maka lebah tidak benar-benar duduk,
tidak benar-benar meletakkan semua beban tubuh di atasnya. Sayap-sayap mereka
tetap mengepak, sayap-sayap mereka menahan berat tubuhnya.
Kebaikan
lebah yang lain, selain duduk dengan baik dan makan dengan baik, adalah ketika
ada lebah lain dari sarang lain yang melewatinya dan melihat lebah tadi makan
dari sekuntum bunga, lebah itu tidak akan mengganggu dan mengacaukannya. Karena
jika dua ekor lebah dari sarang yang berbeda mendatangi sekuntum bunga yang
sama, bunga itu akan rusak. Tidak ada lebah yang bisa menyerbuki bunga itu
lagi. Bunga itu akan mati. Maka lebah lain itu akan menyadari bahwa bunga itu
sudah mempunyai hubungan. Lebah itu pun berpikir ia tidak boleh mendatanginya.
Ia mendekatinya, menciumnya, dan kemudian pergi ke bunga lainnya yang belum
tersentuh.
Apa
yang bisa kita pelajari ?
Ketika
kita tergabung dalam sebuah komunitas. Ketika kita belajar hidup berdampingan
dengan santun dan damai, serta meraih rezeki secukupnya. Dan ketika kita tidak
terlalu menekan dalam suatu hubungan bila yang kita peroleh tidak sesuai dengan
yang kita harapkan. Maka dalam hal ini kita tidak hanya saling menguntungkan,
tetapi juga menyembuhkan, mencerahkan, memanusiakan manusia.
Jika
komunitas lebah dianggap mampu memberikan penyembuhan, maka akan ada banyak
penyakit yang bisa disembuhkan. Dengan madu, visi dan misi, tujuan komunitas,
hasil kerja komunitas. Madu tidak dapat terus dihasilkan hingga sebuah
komunitas lebah belajar untuk hidup bersama dan bekerja sama.
~MSA2~

No comments: