Menempa Diri, Memompa Kinerja Organisasi - HIMANITA

Friday, March 9, 2018

Menempa Diri, Memompa Kinerja Organisasi




                                                                    

                                                                                         
MANUSIA  HARUSNYA  SEPERTI  LEBAH
           
            Haa... ?? Lebah ?
            Kenapa harus seperti lebah ?
            Iya lebah. Lebah yang menghasilkan sesuatu.
  Lebah adalah serangga yang menurut kita tidak begitu penting, tidak terpikirkan oleh kita, tidak seperti halnya kita memikirkan pacar, teman ataupun saudara. Tidak ! memang berbeda. Kita tidak melihatnya setiap hari. Bahkan jika kita melihatnya, kita mungkin akan ketakutan dan mengusirnya atau menjauhinya. Bagi kita yang tidak dengan alam merupakan hal yang wajar karena kita hidup di kota. Kita lebih bersifat kebendaan dan terlalu sibuk untuk menyadari hadirnya ciptaan Allah Swt. yang banyak tersebar di alam ini.

             Kenapa harus seperti lebah ?
            Diantara banyaknya binatang yang diciptakan Allah serta diantara binatang-binatang yang disebutkan di dalam Al-Qur’an seperti sapi, unta, ataupun burung-burung dan masih banyak lagi yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Tetapi terkait dengan wahyu, seharusnya itu membuat kita berfikir bahwa mahluk kecil ini meliliki keistimewaan sehingga Allah Swt. menghendaki kita untuk lebih cermat memperhatikannya. Dan ini menyangkut tentang masalah pemikiran. Ya, memang perlu kita pikirkan. Mengapa mahluk kecil ini diilhami oleh wahyu ? yang membuat kita patut untuk mempelajari teladan yang ada dalam diri mahluk Allah yang istimewa ini.

            Kenapa harus seperti lebah ?
         Di Al-Qur’an surah Al-Nahl [16]:68, “ittakhidzi minal jibaali buyuutawwaminassyajari wamimmaa ya’risyuun” Allah berfirman kepada lebah agar membuat rumah, di kata Ittakhidzi (buatlah) adalah kata perintah langsung. Ada interaksi antara Allah dan lebah. Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut bahwa lebah harus membuat rumah, dan rumahnya di pegunungan, dan juga harus membuat rumah di pohon, dan juga boleh membuat rumah yang dibuat oleh manusia untuknya. Seperti yang ada pada peternakan lebah.

            Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah secara langsung memberi petunjuk pada lebah. Allah berfirman langsung kepada lebah. Allah berkomunikasi secara langsung dan menjelaskan kepada lebah di mana lebah itu harus membangun rumah. Allah memberikan petunjuk pada lebah, boleh membuat rumah di pegunungan dan di pepohonan. Jika Allah tidak berfirman wamimmaa ya’risyuun (dan di tempat-tempat yang dibuat manusia), kita hanya akan menemukan lebah madu bekerja di pepohonan dan pegunungan, dan kita tidak akan dapat menernakannya.

            Kenapa harus seperti lebah ?
          Kita, manusia, bisa menikmati madu sampai sekarang ini karena Allah memerintahkan serta mengizinkannya, dan lebah mematuhi-Nya.

Bagaimana dengan kita ? Mahluk yang memiliki akal.
Coba pikirkan saja itu.

Bagaimana caranya kita bisa menjadi seperti lebah ?
Apa yang dapat diajarkan seekor lebah kepada kita ?
Bagaimana kita bisa hidup seperti lebah ?
Lebah memakan makanan yang baik dan murni. Ketika seekor lebah mencari makanannya, ia tidak mendatangi bunga yang belum dewasa, ia tidak mendatangi bunga yang jatuh atau yang sudah layu, ia tidak mendatangi bunga yang sudah pernah didatangi lebah lain. Lebah mendatangi bunga yang masih segar, bersih, murni. Lebah hanya mendatangi bunga yang seperti itu.
Coba cermati serta pahami kata “mendatangi” dan juga apabila lebah itu perumpamaan seorang manusia, baik itu diposisi sebagai laki-laki ataupun perempun. Rezeki yang kita kejar, makanan yang kita makan, bahkan soal jodoh sekalipun. Carilah yang murni, carilah yang terbaik.

Kenapa harus seperti lebah ?
Lebah tidak hanya makan dengan baik,  tetapi juga caranya hinggap di atas bunga juga sangat baik. Lebah tidak mendatangi bunga kecuali mereka memberi bunga-bunga itu lebih banyak daripada yang mereka ambil. Jauh lebih banyak dari yang mereka ambil. Dan apa yang lebah berikan membuat penerimanya menjadi lebih baik. Apa yang diambil lebah tidak menyakiti bunga.  Dengan caranya hinggap yang hati-hati di atas bagian yang paling halus dari bunga, padahal bagi bunga sebenarnya lebah adalah mahluk yang berat. Maka lebah tidak benar-benar duduk, tidak benar-benar meletakkan semua beban tubuh di atasnya. Sayap-sayap mereka tetap mengepak, sayap-sayap mereka menahan berat tubuhnya.

Kebaikan lebah yang lain, selain duduk dengan baik dan makan dengan baik, adalah ketika ada lebah lain dari sarang lain yang melewatinya dan melihat lebah tadi makan dari sekuntum bunga, lebah itu tidak akan mengganggu dan mengacaukannya. Karena jika dua ekor lebah dari sarang yang berbeda mendatangi sekuntum bunga yang sama, bunga itu akan rusak. Tidak ada lebah yang bisa menyerbuki bunga itu lagi. Bunga itu akan mati. Maka lebah lain itu akan menyadari bahwa bunga itu sudah mempunyai hubungan. Lebah itu pun berpikir ia tidak boleh mendatanginya. Ia mendekatinya, menciumnya, dan kemudian pergi ke bunga lainnya yang belum tersentuh.

Apa yang bisa kita pelajari ?
Ketika kita tergabung dalam sebuah komunitas. Ketika kita belajar hidup berdampingan dengan santun dan damai, serta meraih rezeki secukupnya. Dan ketika kita tidak terlalu menekan dalam suatu hubungan bila yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Maka dalam hal ini kita tidak hanya saling menguntungkan, tetapi juga menyembuhkan, mencerahkan, memanusiakan manusia.

Jika komunitas lebah dianggap mampu memberikan penyembuhan, maka akan ada banyak penyakit yang bisa disembuhkan. Dengan madu, visi dan misi, tujuan komunitas, hasil kerja komunitas. Madu tidak dapat terus dihasilkan hingga sebuah komunitas lebah belajar untuk hidup bersama dan bekerja sama.


~MSA2~

No comments:

PROFIL

UNTAG SURABAYA

@himanita.untagsby